Tentang Lelaki

Secuil pandang tentang Lelaki, bahasan yang asing bukan? Karena dewasa ini perempuanlah yang sering menjadi sorotan public. Eksistensi lelaki dalam kancah kehidupan seberapa pentingkah? Sosok lelaki yang nantinya akan menjadi seorang Ayah ini adalah pilar utama berdirinya keluarga. Bahkan bangsa ini lahir dan tumbuh karena perjuangan lelaki – lelaki tangguh. Namun apakah generasi – generasi saat ini mampu menggantikan pilar bangsa yang telah tiada? Mampukah lelaki saat ini menjadi Soekarno modern? Hanya lelaki yang bisa menjawab semua pertanyaan itu semua. Lelaki yang identik sebagai seorang imam (Pemimpin) tampaknya haruslah memiliki kecerdasaan yang lebih dibanding kaum hawa. Tegas, berani, keras, berambisi itulah gambaran umum lelaki, meninggikan ego dan mengutamakan ratio itu juga sikap lelaki. Wajar jika seorang lelaki tidak peka terhadap sesuatu yang berhubungan dengan perasaan. Tapi ada sikap dari sosok lelaki yang membuat kaum hawa merasa nyaman, kira – kira sikap seperti apa ya? Sikapnya yang seperti pahlawan? Itu terlalu berlebihan. Lelaki cenderung bersikap melindungi dan mengayomi, lelaki kadang rela berkorban demi orang lain, lebih – lebih demi orang yang disayangi. Lelaki berambisi? Sepertinya hal ini sering kita temukan senekat apakah seorang lelaki yang memiliki keinginan, bisa dipastikan akan muncul sikap Ambisius (yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan sekalipun membahayakan dirinya)
Lelaki dalam cinta? Percaya atau tidak ketika seorang lelaki telah mencintai seorang perempuan maka ia akan mejaga cinta itu, so bisa dibilang lelaki itu setia. Selama pasanganya bisa memahami lelaki itu. Siapa bilang lelaki tak sakit hati jika diduakan? Siapa bilang lelaki tak bisa cemburu? Kadang lelaki tak ingin menunjukkan kekalahannya didepan kita kaum hawa, karena hal ini ditakuti bisa menurunkan reputasinya. Tak ada salahnya juga kalau seorang lelaki menangis, karena perasaan haru itu milik semua insane. Wajar dan tak perlu ditertawakan. Rasa itu ….

Lelaki hebat dimataku adalah ayah. Tak ada yang bisa menggantikan beliau dihatiku. Ayah izinkan aku menyampaikan terimakasih padamu atas kesungguhan yang telah engkau curahkan untuk mendidik dan memperhatikanku. Engkau telah berupaya penuh meluruskan akhlakku dan membenarkan tingkahku. Engkau selalu emndorongku untuk berakhlak utama dan bermoral tinggi, begitu juga engkau telah menaruh harapan besar dibahuku. Ayah segunung baktiku terasa kurang menggantikan jasamu. Ayah dalam letihnya zaman aku ingin mengagungkanmu sebagai pahlawan kedua setelah bunda. Meski kini engkau telah jauh disana, tapi izinkan aku mengatakan “ Aku sayang ayah” semoga energi yang pernah kau tuangkan dimangkuk hatiku akan senantiasa mengalir hingga aku benar – benar menjadi kebangganmu.